R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Mengatasi Alergi Membaca pada Anak 5 Tahun Bagian 3

Buku-buku Abun Nada yang aku belikan untuk Hanna. Sangat membantu.
Buku-buku Abun Nada yang aku belikan untuk Hanna. Sangat membantu.


Minat baca itu seperti kucing liar: nggak bisa dipaksa.


Bengkuring. Seperti yang aku ceritakan pada tulisan sebelumnya, Hanna, anak perempuanku yang berusia 5 tahun, mulai tertarik dengan buku. Namun, setiap Ahad, dia meraung-raung minta HP. Ya, HP. Benda itu jadi masalah yang aku ulik dari bagian 1 hingga bagian ini.

Bocil seumuran Hanna, memang jago swipe layar daripada buka buku. Mungkin kalau buku punya layar sentuh, mereka lebih tertarik. Ayah dan bunda yang cerdas, tentu dapat mendidik anak yang cerdas pula. Cuman ada satu cara agar anak mau membaca buku. Orang tuanya juga harus rajin membaca.


Kutu buku = seksi

Flashback dikit, ya. Aku sadar, aku bukan tipe pria yang ganteng. Tapi juga nggak jelek. Hmmm. Membaca buku, dan (lumayan) memahami informasi di dalamnya, membuatku merasa seksi.

Dulu aku bukan kutu buku. Bahkan nilai-nilai di sekolah hingga di kuliah juga biasa saja. Nggak ada yang menarik.

Ada satu momen yang mengubah segalanya. Tahun 2010, adikku mengenalkan buku The Diary of a Wimpy Kid. Aku tertawa, terhibur, dan tanpa sadar terus membaca hingga halaman terakhir.

Hari-hari berikutnya, aku mulai mencari yang lain: Detective Conan, Sherlock Holmes, hingga akhirnya buku-buku sastra. Dari sekadar bacaan ringan, aku beralih ke literatur yang lebih kompleks.

Aku menyadari, membaca bukan tentang paksaan. Tetapi tentang menemukan cerita yang ‘ngena’. Sesuatu yang bisa bikin kita penasaran, terhibur, atau bahkan merasa lebih keren setelah membacanya.


Sekarang, memabaca jadi bagian dari pekerjaan

Aku sekarang bekerja sebagai jurnalis. Sebanyak 50 persen profesi ini dituntut rajin membaca. Proses menulis berita menurutku seperti kekuatan Agatha Harkness. Aku menyerap sebuah informasi, kemudian membagikan lagi informasi itu dalam sebuah tulisan.

Jika tidak berhati-hati dalam mengecek kebenaran data dan fakta, informasi yang ditulis dapat membentuk pola pikir yang salah di kepala masyarakat.


Minat baca itu seperti kucing liar

Mari kita bahas soal minat baca pada anak. Mau tahu rahasia agar anak 5 tahun rajin membaca? Jadi contoh dulu. Minat baca itu seperti kucing liar: nggak bisa dipaksa.

Sebagaimana kucing liar, harus didekati pelan-pelan dengan ‘makanan kesukaan’. Dalam hal ini, makanan favorit anak-anak adalah cerita yang bikin mereka ketawa, penasaran, atau merasa jadi pahlawan.

Simpan dulu buku filsafat. Kasih anak-anak kita cerita ninja yang suka makan ramen. Lalu, diam-diam nikmati pemandangan: anak akan membaca, sambil ketawa ngakak, dan tanpa tekanan.

Semoga data ini bisa menjadi penuntun. Programme for International Student Assessment (PISA) merilis hasil kemampuan membaca pelajar Indonesia. Pada 2022, skor Indonesia mencapai 358, tertinggal jauh dari Singapura (543), Malaysia (388), dan Thailand (384).

Aku nggak ngerti, apakah data-data tersebut bisa jadi alarm keras yang menunjukkan bahwa daya saing generasi kita di masa depan terancam jika budaya membaca tidak segera diperbaiki. Who knows?


Anak-anak tidak tiba-tiba malas membaca. Ada sebabnya:

- Ketergantungan Gadget: Semua bisa diakses lewat video atau game. Kenapa repot baca kalau bisa tinggal tonton?

- Kurangnya Teladan dari Orang Tua: Anak meniru, bukan menurut. Kalau orang tuanya sibuk scrolling media sosial, jangan harap anak akan antusias dengan buku.

- Buku yang Tidak Menarik: Memberi buku tentang dialektika sejarah pada anak yang suka unicorn? Ya, bisa dipastikan itu akan berdebu di rak.


Solusi: Membaca Itu Harus Seperti Makanan Favorit

Mau anak suka membaca? Perlakukan buku seperti camilan favorit mereka. Anak-anak tidak menolak makanan enak, dan mereka tidak akan menolak buku yang menyenangkan.

- Pilih Buku yang Sesuai Selera Anak: Kalau anak suka dinosaurus, kasih buku tentang T-Rex, bukan buku konspirasi era Mesir kuno.

- Bacakan Cerita dengan Ekspresi: Anak suka panggung teater, bukan kuliah. Jadi, bacakan buku dengan suara dramatis!

- Jadilah Contoh: Jangan suruh anak baca kalau kita sendiri lebih sering mantengin Instagram. Ambil buku, baca, tunjukkan bahwa membaca itu menyenangkan.

- Buat Ritual Membaca yang Menyenangkan: Bisa sebelum tidur, bisa di taman, bisa ditemani camilan. Intinya, buat membaca jadi momen yang mereka tunggu-tunggu. (Hna)

Bonus track (baca di sini)

Posting Komentar

Posting Komentar